Para ulama senantiasa
menasehati orang-orang yang masih ragu, khawatir jika tidak bisa makan, meski
yang bersangkutan sebenarnya tidak pernah sama sekali tidak makan. Sikap
seperti ini disebabkan oleh kurangnya memikirkan ayat-ayat Allah dalam Al-qur’an mengenai rezeki dan kurang
menafakuri ayat-ayat Allah serta tidak ingat akan sabda-sabda Rasulullah.
Mereka terus menerus mendengarkan godaan setan mengenai omongan orang-orang
yang jahil dan tertipu oleh kebiasaan orang-orang yang lalai, yang pada
akhirnya setan menguasai hati mereka. Adapun orang-orang yang baik, ialah yang
menggunakan mata hati secara sungguh-sungguh dan mereka melihat jalan dari
langit yang dilalui oleh rezeki-rezeki. Mereka tidak menoleh kepada godaan
setan, manusia-manusia serta nafsu. Apabila mereka digoda oleh setan atau hawa
nafsu atau seorang manusia, mereka lawan sekuat tenaga dan menolak untuk turut,
sampai akhirnya manusia berpaling dari mereka dan setan juga menjauhi mereka.
Yakinlah bahwa rezeki itu
tidak akan lewat, ia pasti datang kepada kita, rezeki itu pasti akan datang
untuk kita. Persoalan rezeki dan tawakal adalah dua hal yang amat penting. Dan
setan melakukan godaan-godaan yang besar sehingga iman-iman orang yang ahli
zuhud tidak luput dari godaan-godaan setan. Akan tetapi semua ini tidak akan
bisa di lampui dengan selamat jika tidak disertai dengan usaha dan perjuangan
yang sungguh-sungguh. Kaum salihin itu mempunyai kekuatan ilmu dan mempunyai
cahaya yakin dan ada hikmah dalam soal agama, sehingga mereka kuat melakukan
perjuangan yang begitu berat dan menuaikan hak mereka yang sudah tinggi.
Rezeki itu memang sudah
dibagikan sebelum engkau diciptakan Allah ke dunia. Hal ini betul-betul sudah
disebutkan dalam Al-qur’an dan hadist-hadist Rasulullah yang sahih dan malah
yang mutawatir. Rasulullah bersabda, “Sudah ditulis di punggung ikan di laut
dan banteng di hutan, ini rezeki untuk seseorang bagi orang yang bimbang tidak
akan bertambah kecuali hanya kepayahan.” Allah Ta’ala menjamin rezeki bagi
hamba-Nya dan yang di jamin-Nya ialah rezeki agar badan kita hidup kuat dan
terus membesar dan jaminan ini adalah tenaga untuk kita dan bekal bagi kita,
dari mana dan bagaimana pun jalannya. Yakni bahwa tanggungan untuk menguatkan
badan dan yang diandalkannya ialah Allah, yang terpenting adalah kuat badan
untuk bisa berdiri, beribadah dan bisa beramal saleh. Allah pasti memberi
tenaga supaya dapat menuaikan tugas ibadah dan khidmad selama ia masih hidup
dan selama ia disuruh beribadah. Inilah yang disebut Allah Maha Berkuasa.
Dengan demikian tidak usah mempersoalkan sebab-sebabnya, karena itu ahli ibadah
dan ahli zuhud kuat bepergian jauh dan terus semalaman beribadah.
Allah mengetahui
segala-galanya dari segala seginya lahir dan batin, karena itu kita serahkan
segala urusan kepada Allah. Kita hanya memilih saja, tetapi dalam hati kita
serahkan kepada Allah. Oleh karena itu dalam setiap hal yang penting jangan
lupa istikharah, minta dipilih oleh Allah SWT mana yang terbaik.
Ridho terhadap takdir
memiliki dua hal pokok, keduanya menguatkan dan tidak ada yang lebih
daripadanya. Faedah yang ada dalam ridho baik untuk sekarang maupun nantinya.
Adapun faedah untuk sekarang adalah hati tidak bimbang, kalau sudah ridho,
susah yang tanpa faedah berkurang. Rasulullah bersabda kepada Abdullah Bin
Mas’ud, “Jangan engkau banyak susah, apa yang ditakdirkan Allah pasti terjadi,
apa yang tidak ditakdirkan Allah pasti tidak akan datang padamu.” Adapun faedah
ridho takdir di kemudian hari, ialah ganjaran dan keridhoan dari Allah. Allah
berfirman, “Allah ridho kepada
orang-orang yang ridho kepada takdir-Nya dan mereka juga ridho kepada Allah.”(QS.
Al Bayyinah 98 : 8).
Agar kita ridho dalam qada,
yaitu tentang besarnya bahaya dan kerugian yang terdapat dalam keluh kesah,
yang bisa membuat kita menjadi kufur, bahkan terjerumus dalam kemunafikan, kecuali
kalau diberi rahmat oleh Allah. Dalam hadist qudsi Allah berfirman, “Barang
siapa tidak rela terhadap takdir-Ku dan tidak sabar terhadap cobaan daripada-Ku
dan tidak bersyukur terhadap nikmat yang diberikan oleh-Ku, carilah Tuhan
selain daripada-Ku.” Seakan-akan Tuhan berkata “Tidak suka aku sebagai Tuhannya
ia tidak rela akan takdir-Ku, carilah Tuhan yang ia sukai”. Ini ancaman yang
paling keras.
Adapun
sabar adalah semacam obat pahit, obat minum yang tidak enak rasanya tetapi
banyak manfaatnya, mendatangkan segala kemanfaatan dan menolak segala mudarat.
Sabar ada empat macam, yaitu sabar melakukan taat, sabar menahan diri dari
maksiat, sabar menahan diri dari godaan dunia dan sabar menderita cobaan-cobaan
dan musibah-musibah. Sabar itu menolak mudarat, membikin senang hati, tidak
usah bersusah-susah, kesal dan berpayah-payah di dunia dan disiksa di akhirat.
Apabila seseorang lemah, tidak mampu sabar dan tetap menempuh jalan tidak
sabar, maka akan luput daripadanya manfaat dan dirinya akan terkena mudarat,
sebab dia tidak sabar menanggung payahnya taat. Sabar menderita musibah itu
lebih payah daripada musibah itu sendiri. Jadi apa faedahnya ketika sabar yang
akibatnya hanya menghilangkan hal-hal yang sudah ada, bahkan yang belum juga
tidak bisa di dapat, maka harus bersungguh-sungguh kalau yang satu luput yang
lain jangan sampai luput juga.
Demikianlah hendaknya, apabila musibah
tidak bisa lagi kita tolak, namun kalau masih bisa ditolak kita mestinya
menghindarinya. Tetapi kalau sudah terlanjur terjadi, apakah bisa kita balikkan
lagi? Jadi tidak ada gunanya bila kita tidak mau bersabar. Tetapi, bilamana ada
musibah, karena kita ridho dan sabar, kita menerimanya dengan tenang,
seolah-olah seperti tidak ada musibah, ini suatu kebaikan dari suatu musibah. Kelihatannya
seperti musibah, lahirnya saja musibah, namun hakekatnya adalah kenikmatan,
maka dari itu ucapkanlah olehmu, “Kita
kepunyaan Allah dan kepada-Nya kita akan kembali”. Apabila sudah
menjalankan zikir ini di hati dan mendawamkan dengan membolak-balik dan
berlatih, hal ini akan memudahkan.
Kalau keadaannya sudah begitu artinya
sudah dapat menangani aneka godaan, sudah beres urusannya, maka istirahatlah
hati dan badanmu di dunia dan ingat akan ganjaran yang besar dan simpanan yang
baik di akhirat dan derajatmu menjadi mulia serta dikasihi oleh Rabbul’Alamin.
Kepada Allah jua kita memohon, mudah-mudahan Allah memberi kepadamu dan kepada
kami taufiknya yang baik, sebab segala urusan ada di tangan kekuasaan-Nya dan
dia yang paling belas kasih. Jadi jelaslah bahwa kunci penangan godaan yaitu
dengan sikap bertawakal, bersabar dan ridho.
1 komentar:
Alhamdulillah,, sesudah membaca artikel ini,,, hati menjadi lebih tenang dan lebih tau,, arti kehidupan
Posting Komentar
Berikan TANGGAPAN Anda Tentang INFO ini untuk Memberikan INSPIRASI dan MOTIVASI Pembaca Lain. Tinggalkan KOMENTAR Anda DISINI