Bioenergi merupakan rahmat dan berkah
Allah SWT yang disediakan untuk manusia, baik disalurkan untuk dirinya sendiri
maupun lingkungan dan ciptaan lain. Untuk mengakses Bioenergi yang merupakan
berkah luar biasa, ada empat kunci pokok untuk mengakses Bioenergi, maka diperlukan etika dan tata cara. Dalam
kerangka Bioenergi, etika dan tata cara pemanfaatan
dilakukan sebagai berikut:
1. Yakin.
Pada kunci pokok pertama peserta Pelatihan Bioenergi
ditekankan pada proses yang disebut dengan yakin. Yakin maksudnya bahwasanya
segala sesuatu apabila tidak dilandasi dengan keyakinan dipastikan tidak akan
berhasil. Keyakinan yang harus dilakukan adalah yakin dengan Tuhan Yang Maha
Esa bahwasanya segala sesuatu yang terjadi pada manusia adalah hak dan kuasa
Tuhan, jadi permasalahan apa pun harus di pasrahkan kepada Allah SWT. Kemudian
yakin pada diri sendiri serta memotivasi diri menjadi semangat dan berpikir positif thinking tanpa ada harus
mengeluh serta patah semangat. kemudian melakukan paswood Bioenergi untuk mengakses
apa yang diinginkan/permintaan dengan menggunakan passwod yaitu, “Dengan kuasa dan kehendak-Mu Ya Allah
Bioenergi masuk dan meresap ke....? sebutkan tujuannya masuk dan meresapnya
kemana; apakah ke tubuh atau kepada benda lainnya, agar ........ sebutkan
keinginan Anda, kemudian dilanjutkan dengan berzikir kepada Allah di dalam hati
saja tidak perlu konsentrasi tapi fokus, dan berpasrah diri (tawakkal) kepada
Allah. Misalnya “Dengan kuasa dan
kehendak-Mu ya Allah Bioenergi masuk dan meresap kedalam tubuh si Budi untuk
menyembuhkan seluruh penyakit yang ada pada tubuhnya khususnya penyakit kencing
manisnya, dengan ijin-Mu ya Allah terjadilah.” Dilanjutkan dengan zikir
secukupnya dengan mantap dan yakin
pada apa yang Anda lakukan dengan perhitungan/management tersendiri.
Ketika proses
Adjustment sedang berjalan, maka zkir-zikir kepada Allah SWT secukupnya di
dalam hati tanpa mengganggu sikap meditasi dan rileksasi yang sedang
dialaminya. Bahkan zikir-zikir justru akan menambahkan kualitas energi semangkin
kuat, deras dan semangkin bercahaya. Proses Adustment dengan zikir-zikir sangat
efektif untuk penyembuhan dan peningkatan spiritualitas, di samping menjadikan
organ-organ psikis lebih peka terhadap fenomena halus.
Energi positif
yang masuk akan mendesak energi-energi negatif keluar lewat jalur energi
telapak tangan, jalur telapak kaki, jari-jari keduanya. Pori-pori tubuh,
hembusan napas, saluran pembuangan juga menjadi jalur keluarnya energi negtif.
Secara fisik, masuk dan keluarnya energi dapat dirasakan dalam bentuk tiupan
angin denyutan, rasa panas, dingin. Dibarengi zikir-zikir, maka energi negatif
baik secara fisik maupun psikis, yang bersarang di dalam tubuh akan keluar
dengan skala lebih besar.
2.Niat.
Akses Bioenergi diawali dengan niat
melalui doa dan zikir (sperti contoh diatas). Dengan niat yang dibarengi sikap
santai, rileks, fokus dan pasrah pada Allah SWT., maka Bioenergi akan mengalir
ke tubuh praktisi Bioenergi melalui generator tubuh sebagai jalur spiritual
yang dimiliki manusia. Aliran Bioenergi dapat dirasakan sebagai getaran-getaran
halus di puncak kepala (generator kepala) yang kemudian didistribusikan ke
seluruh jalur-jalur energi di bawahnya melalui pintu-pintu energi. Bioenergi
juga didistribusikan ke kelenjar-kelenjar dan organ-organ tubuh di sekitar
jalur energi. Denyutan-denyutan lembut di berbagai lokasi tubuh pun akan
dirasakan dan dinikmati kelembutannya. Hal ini merupakan salah satu sensasi
adanya aliran energi Ilahi.
Niat hanya dibutuhkan sekali dan di awal
proses pemanfaatan Bioenergi dilanjutkan dengan sikap rileks untuk menikmati
getaran-getaran halus di berbagai lokasi tubuh. Sensasi yang kuat biasanya
terjadi pada lokasi tubuh yang berpenyakit atau tidak bekerja secara maksimal.
begitu juga sensasi psikis juga akan muncul bagi praktisi Bioenergi yang memiliki beban psikis yang kuat. Bagi
yang memiliki trauma masa lalu, aliran energi dapat membuat praktisi Bioenergi
menangis lega sebagai sensasi psikis dari proses keluarnya energi negatif dari
tubuh emosi. pemanfaatan Bioenergi tidak memerlukan kosentrasi atau gerakan
tubuh seperti olah raga silat, atau penyaluran dengan tenaga dalam. Cukup hanya
dengan niat dalam posisi duduk santai, baik di atas kursi maupun bersila,
tiduran, maka secepat niat secara otomatis Bioenergi akan mengalir. Yang
terpeting adalah yakin dan niat. Pemanfaatan
Bioenergi dapat dilakukan ketika sedang melakukan aktivitas. Yang
terpenting adalah yakin, niat pada kuasa Allah SWT.
Setelah melakukan proses yakin dan niat,
maka energi Ilahi akan masuk ke tubuh akan mencari sendiri tempat-tempat
bersarangnya energi negatif, baik lapisan tubuh fisik, psikis, mental maupun
tubuh spiritual. Bioenergi dengan kecerdasannya akan secara otomatis mampu
mengusir atau menetralisir energi-energi negatif dan energi penyakit, baik yang
terdeteksi maupun yang belum diketahui. Ini juga merupakan keunikan Bioenergi
yang tidak membutuhkan visualisasi, konsentrasi atau scanning apa pun, karena Bioenergi diciptakan Allah SWT memiliki
kecerdasan yang luar biasa.
3. Berusaha.
Usaha harus dipahami sebagai satu bentuk
kesadaran bahwa kita sedang berada dalam kondisi yang tidak baik atau tidak
sehat dan menuju pada kesehatan. Tanpa usaha tentu saja manusia tidak akan
pernah bergerak dari kondisi tertentu ke kondisi yang diinginkan. Ketika kita
mengalami sakit maka arah keinginan adalah sehat. Jika arah keinginan kita
menghendaki untuk lepas dari sakit maka kita harus melakukan usahaa-usaha
penyehatan. Tanpa kesadaran ini selamanya akan sakit dan tidak pernah bisa
lepas dari pengalaman sakit itu sendiri.
Banyak usaha yang dilakukan untuk lepas
dari sakit ini, salah satu hal negatif yang sering dilakukan adalah mencari dan
mengkonsumsi obat penahan rasa sakit.
Fungsi kerja dari obat ini secara mendalam tidaklah mengubah sakit menjadi
sehat, akan tetapi membuat tubuh kita kebal terhadap rasa sakit. Usaha ini
tidaklah benar-benar membuat kita sehat karena sakit yang sesungguhnya masih
ada dalam diri kita hanya saja tubuh kita tidak merasakannya karena terpengaruh
dari penahan sakit. Apakah jika kita mampu menahan rasa saakit itu penderitaan
akan hilang? Tentu saja tidak, karena rasa sakit yang sesungguhnya masih
bersemayam dalam diri kita.
Sakit merupakan satu bentuk penderitaan,
ketika manusia tidak berusaha untuk sehat maka penderitaan juga tidak akan
lenyap. Jika usaha yang kita lakukan hanya menahan rasa sakit maka kita juga
hanya menahan penderitaan dan keduanya tetap ada secara permanen dalam selama
kita tidak berusaha untuk sehat.
Dengan kesadaran ini hal yang perlu kita
lakukan ketika sakit adalah menuju pada kondisi sehat. Jika tidak segera sehat
maka sakit tidak juga hilang dan penderitaan akan senantiasa mengikuti kita.
Dengan pemahaman bahwa kita harus harus menuju pada kondisi sehat maka usaha
yang kita lakukan pun akan mengikuti arahan ini dan kita tidak butuh obat
penahan rasa sakit. Kita butuh sembuh, kita butuh sehat. Kesadaran ini akan
mengarahkan kita pada usaha-usaha penyembuhan penyakit. Usaha untuk sembuh dari
sakit itu dapat kita temukan dalam diri kita melalui Bioenergi.
4. Pasrah (Tawakal).
Tawakal kepada Allah tidak berarti
mengabaikan ikhtiar (usaha) dan tidak bermakna pasrah secara total dalam
menghadapi berbagai peristiwa dan krisis. Sesungguhnya, tawakal kepada Allah
bermakna percaya dan bergantung kepada-Nya semata-mata, sebab Dia (Allah)
merupakan sumber seluruh kebaikan dan sebab-sebab, berkuasa penuh atas seluruh
makhluk-Nya, dan Maha Kuasa untuk memberikan kesuksesan kepada siapa yang dia
kehendaki.
Menurut HM. Syaiful M. Maghsri memiliki
sikap tawakal demikian kepada Allah tidak boleh dipertentangkan dengan
ketergantungan kita pada sarana alamiah dan sebab-sebab lahiriah untuk meraih
tujuan-tujuan kita, seperti menyiapkan alat perang untuk bertempur menghadapi
musuh-musuh kita, kita mengobati penyakit-penyakit kita, dan melindungi diri
kita dari berbagai bahaya. Semua ini diperlukan untuk melindungi manusia dan
dalam meraih tujuan-tujuannya. Allah telah memutuskan untuk menjadikan hal-hal
ini berlangsung sesuai dengan sebab-sebab alamiahnya. Sekalipun demikian, perlu
sekali untuk menggantungkan harapan dan bertawakal kepada Allah demi meraih
tujuan-tujuan kita
Ketika Rasullah SAW, memperhatikan
seorang badui yang tidak menambatkan untanya semata-mata karena tawakal kepada
Allah, Beliau (Rasullah SAW) berkata kepadanya, “Tambatkanlah untamu, setelah
itu bertawakallah!”
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan TANGGAPAN Anda Tentang INFO ini untuk Memberikan INSPIRASI dan MOTIVASI Pembaca Lain. Tinggalkan KOMENTAR Anda DISINI